Latar Belakang
TUJUAN yang disertai harapan-harapan
luhur bagi terbentuknya sebuah pelestarian nilai-nilai budaya nusantara sangat
lah di perlukan, seperti laju perkembangan salah satu olah raga yang mengandung
banyak nilai-nilai budaya bangsa. Ditengah keaneka ragaman yang kita temui,
Negara kita juga kaya akan keaneka ragaman baik hayati adat istiadat dan juga
seni budaya. Salah satu yang ada di dalamnya adalah seni budaya pencak silat
dengan berbagai keunikan di dalamnya.
Sebagai contoh Indonesia tercatat
menjadi akar kebudayaan ini dan diakui memiliki sejarah ilmu beladiri dan seni
pencak yang lahir berabad-abad tahun lalu seperti Aliran Cimande, Silat Tuo,
Silat Kumanggo, Silat Minang, Cikalong, Cikaret, Serak, Bandrong, Sitembak,
Sipecut, dll. Dalam hal ini pencak silatlah tentunya yang menjadi sorotan utama
jika kita akan membahas pentingnya sebuah pelestarian khususnya dalam konteks
olah raga prestasi bagi generasi muda.
Kita seharusnya patut bangga
bahwasannya beladiri peninggalan nenek moyang kita pencak silat sudah mulai
tumbuh dan menyebar di bagian belahan dunia di berbagai negara tetangga
seperti: Singapura, Malaysia, jepang, Amerika, Belanda, dll, hampir di semua
benua ada pencak silatnya dengan kata lain perkembangannya sudah sekian jauh
dan berkembang sepeti yang di harapkan.
Namun, lain hal fenomena yang kita
hadapi di dalam negeri, dalam upaya mendukung kegiatan tersebut di tengah
generasi muda sudah semakin sempit, apalagi sulitnya memasukan sebuah kurikulum
olahraga pencak silat di sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Tak ayal
akibatnya bisa kita lihat, kejayaan Seni Budaya Pencak Silat yang dimiliki oleh
Indonesia sudah semakin surut dan yang mempriatinkan yalah generasi muda sudah
seakan kurang peduli terhadap asset Seni Budaya yang dimiliki oleh bangsanya
sendiri.
Ini sebuah kenyataan yang agak sulit
diungkapkan karena bagai menepuk air di dulang, membuat kita terasa mengelus
dada dan menarik nafas panjang. Akan tetapi, hal ini tidak bisa terus-menerus
didiamkan tanpa ada usaha untuk memperbaikinya. kita harus tidak segan untuk
mengajak semua pihak yang terkait untuk berdialog bersama dan merenung bersama
mengenai manfaat dari pentingnya sebuah pelestarian.
Maka, Setiap jajaran Pencak Silat
dan semua pihak yang terkait di luar itu termasuk dalam hal ini peran sekolah
atau dunia pendidikan berkenan untuk turut ambil peran masing-masing untuk
saling bekerjasama dan mendukung dan dilakukan secara terus menerus.
Bahwasannya, Pecak Silat adalah bidang lain yang seharusnya juga mendapat
kesempatan memposisikan dirinya dalam penanggulangan ini, di samping sebagai
olah raga prestasi. Kini sudah saatnya sekolah memiliki pandangan lebih luas
terhadap kegiatan kesenian-olahraga di sekolah dalam mata pelajaran intra dan
ekstra.
Sekolah juga seharusnya
mempertimbangkan minat, bakat, hobi siswa yang sangat bervariasi dan diberi
wadah mengikuti perkembangan jaman. Hobi adalah kompetensi yang memerlukan
pengembangan yang memiliki hubungan ke arah profesi di kemudian hari. Sekolah
dalam hubungan dengan kehidupan harus dapat memberikan respon,
mempertimbangkan, serta bersedia untuk turut serta memperhatikan hal ini dalam
jangka panjang ke depan dan sebelum itu perlu kiranya membahas peranan
perguruan sebagai media sebagai transfer pengetahuan dalam pembinaan prestasi
olah raga-Pencak Silat di sekolah.
Paradigma Pencak Silat
Gejala umum yang tampak di sekolah pada saat Pencak Silat ini dikenalkan adalah kegiatan tersebut tidak benar-benar melibatkan semua siswa. Hanya segelintir orang yang mau terlibat dan itu pun tampak terpaksa. Mereka lebih tertarik untuk melirik budaya bangsa lain di banding bangsanya sendiri. Anehnya, guru-guru pun lebih mendukung hal itu malah seakan mempersulit misi budaya dan olah raga ini untuk masuk ke lingkungan sekolah dengan berbagai alasan yang intinya menolak, ini lah realita dan merupakan sebuah paradigma terhadap pencak silat, yang kita hadapi di jaman globalisasi seperti sekarang.
Gejala umum yang tampak di sekolah pada saat Pencak Silat ini dikenalkan adalah kegiatan tersebut tidak benar-benar melibatkan semua siswa. Hanya segelintir orang yang mau terlibat dan itu pun tampak terpaksa. Mereka lebih tertarik untuk melirik budaya bangsa lain di banding bangsanya sendiri. Anehnya, guru-guru pun lebih mendukung hal itu malah seakan mempersulit misi budaya dan olah raga ini untuk masuk ke lingkungan sekolah dengan berbagai alasan yang intinya menolak, ini lah realita dan merupakan sebuah paradigma terhadap pencak silat, yang kita hadapi di jaman globalisasi seperti sekarang.
Apakah karena kurang paham tentang
Seni Budaya Pencak Silat atau apa itu silat? Apakah karena merka memang sudah
tidak perduli lagi terhadap budaya sendiri?
Ini yang patut kita bahas bersama
dalam sebuah pembicaraan meja bundar di sekolah antara Perguruan sebagai wakil
dari misi pelestarian Seni Budaya Pencak Silat, pihak Sekolah (komite sekolah)
dan juga orang tua murid atau masyarakat.
Sekolah kadang-kadang terlalu cepat
mengambil kebijakan yang memang di rasa kurang bijak yang di pegaruhi oleh
figure birokrasi di dalamnya. Sekolah dengan senang hati menganggap dirinya
mampu menjawab kebutuhan masyarakat. Termasuk melayani politik kekuasaan yang
dipresentasikan melalui jargon yang merasuk ke dalam sekolah. Seperti halnya
memasyarakatkan olah raga dan mengolahragakan masyarakat menjadi wacana yang
membuat semangat bertanding yang melahirkan atletik mengangkat prestise
Sekolah.
Lambat laun, hal itu kemudian itu
memasuki kebijakan pengembangan potensi bagi siswa-siswa di sekolah dengan
anggaran yang tidak sebanding dengan pengembangan kesenian. Contoh nyata,
pembangunan sarana olah raga lain yang jauh mengalahkan ketersediaan sarana
berekspresi kesenian-budaya-olah raga (Pencak Silat). Bahkan terkadang lebih
tragis, jika hal itu sampai juga mengalahkan kepentingan yang paling mendasar
seperti perpustakaan.
Disamping sebagai hobby, olah raga
juga memiliki fungsi untuk kesehatan jiwa dan raga. Ada banyak jenis olah raga,
dari yang bersifat kelompok maupun yang individual, yang bersifat permainan
atau yang memiliki nilai seni, dari yang sangat aman hingga yang berbahaya.
Pemilihan jenis olah raga tergantung selera, karakter, dan pertimbangan kita,
seperti Pencak Silat. Hal itu karena olah raga yang satu ini dirasa dapat
memberikan kebutuhan yang lebih daripada sekedar olah raga gerak badan saja.
Namun, memiliki beberapa manfaat
dibandingkan dengan jenis olah raga lainnya, ditinjau dari sudut fisik, mental,
dan pengetahuan. Dari segi fisik, Pencak Silat melatih tidak saja otot-otot
kita saja, tetapi juga organ dalam, darah, kulit, tulang, dll. Di dalam Pencak
Silat, aspek kekuatan tidak hanya ditimbulkan dari kekuatan tenaga saja, tetapi
juga menimbulkan kekuatan yang disebut tenaga ledakan. Di samping power, kita
juga melatih stamina / daya tahan kita.
Bila kita bicara mengenai olah raga
secara umum, maka tidak bisa lepas membicarakan mengenai stamina ini. Di dalam
Pencak Silat, kita melatih berbagai macam stamina yang tidak terdapat dalam
jenis olah raga lainnya:
1. Stamina dinamis.Tidak seperti stamina statis seperti pada olah raga lainnya seperti angkat besi, pencak melatih stamina kita untuk bergerak aktif.
1. Stamina dinamis.Tidak seperti stamina statis seperti pada olah raga lainnya seperti angkat besi, pencak melatih stamina kita untuk bergerak aktif.
2. Stamina dari seluruh tubuh.Pencak
Silat melibatkan seluruh bagian tubuh kita. Kebanyakan olah raga lain menitik
beratkan pada salah satu atau beberapa bagian tubuh saja. Pelatihan termasuk
kelenturan dan koordinasi gerak serta keseimbangan disamping nilai estetikanya.
3. Stamina dari metabolisme aerobic
(oxygenic) dan anaerobic.Pencak Silat merupakan olah raga yang memiliki
kombinasi metabolisme aerobic dan anaerobic. Tidak seperti dalam olah raga
marathon yang 98% membutuhkan metabolisme aerobic.
4. Stamina terhadap kecepatan.Dalam
peragaan serang bela dibutuhkan stamina kecepatan yang tinggi dan percepatan /
impulse yang terkendali.
5. Stamina terhadap daya tahan
pukulan.Hal yang specific untuk jenis olah raga bela diri, yang mana kita perlu
juga melatih ketahanan terhadap pukulan dan bantingan.
Disamping itu, Pencak Silat juga
memiliki kelebihan dalam membina jiwa / mental kita, yang membedakannya dari
jenis olah raga lainnya;
1. Menambah kepercayaan diri.
2. Disamping fisik juga melatih mental dan pikiran kita.
3. Menimbulkan kewaspadaan yang tinggi.
4. Memupuk kegesitan dan kelincahan mental.
5. Lebih menumbuhkan jiwa ksatria.
6.Mempertebal kedisiplinan dan keuletan yang lebih tinggi karena sifat latihannya yang sulit dan lama.
7.Melatih kita untuk lebih banyak berpikir disamping hanya sekedar menggunakan otot belaka.
1. Menambah kepercayaan diri.
2. Disamping fisik juga melatih mental dan pikiran kita.
3. Menimbulkan kewaspadaan yang tinggi.
4. Memupuk kegesitan dan kelincahan mental.
5. Lebih menumbuhkan jiwa ksatria.
6.Mempertebal kedisiplinan dan keuletan yang lebih tinggi karena sifat latihannya yang sulit dan lama.
7.Melatih kita untuk lebih banyak berpikir disamping hanya sekedar menggunakan otot belaka.
Dari segi pengetahuan, kita juga
akan lebih mengenal dan mengetahui bagian-bagian tubuh kita baik fungsi serta
kelebihan dan kelemahannya. Dalam tingkat yang lebih tinggi, kita bisa merasakan
adanya aliran energy melalui saluran energy (meridian) kita. Hal yang terakhir
ini sangatlah membantu kita untuk mempelajari tenaga dalam dan meditasi.
Disamping itu, dari segi pengetahuan
kita juga lebih memahami hukum-hukum fisika mekanika yang dapat dirasakan
secara langsung dalam aplikasi jurus-jurusnya. Dan bila kita berpikir mengenai
teknik, maka juga tidak lepas dari konsep strategi, yang mana merupakan suatu
konsep yang tidak terlepas dari mempelajari kejiwaan manusia beserta tingkah
lakunya. Mempelajari lebih jauh lagi, kita akan mulai tertarik pada
kefilsafatan.
Pendek kata dapat disimpulkan bahwa
berlatih Pencak Silat akan memberikan jalan untuk lebih maju setahap lagi dalam
menjaga kesehatan kita. Mungkin tak terbayang memang jika sebenarnya
pengembangan olah raga prestasi pada sebuah Sekolah dapat melahirkan kebijakan
menjaring atlet pada tahun ajaran baru untuk memperkuat barisan atlet di
sekolah.
Di balik itu semua, ada
kecenderungan untuk meraih publikasi yang luas melalui prestasi olah raga dan
ini bisa menjadi ukuran keberhasilan sebuah sekolah. Berburu atau meminang
calon atlet setiap tahun ajaran baru dilakukan untuk membela tanah air bernama
sekolah diperlukan untuk event olah raga Porseni. Kontinuitas pembinaan olah
raga prestasi di Sekolah muaranya akan melahirkan atlet pembela nama daerah,
nama bangsa dan negara. Semangat sekolah semacam ini -tidak hanya dalam bidang
olah raga — membuat posisi kesenian ? dan pelestarian kebudayaan bangsa sekolah
menjadi sebuah pertanyaan bagi kita.
Apa itu Pencak Silat ?
Beberapa waktu lalu, seperti yang
pernah di muat oleh satu wartawan Surat kabar Kompas bahwa PENCAK silat
merupakan seni bela diri produk Melayu yang keberadaannya patut untuk di
lestarikan. Ketua Persilat (Persekutuan Silat Antar Bangsa), Eddie M Nalapraya
mengakui hal itu. Ditegaskan salah satu program utama dari IPSI (Ikatan Pencak
silat Seluruh Indonesia) adalah terus menerus memasyarakatkan Pencak Silat agar
tak lagi dianggap sebagai seni bela diri yang ketinggalan jaman.
Pencak Silat menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka berarti, permain-an (keahlian) dalam
mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, mengelak, dan sebagainya.
Silat diartikan sebagai olahraga (permainan) yang didasari ketangkasan menyerang
dan membela diri, baik dengan atau tanpa senjata. Bersilat adalah bermain (atau
berkelahi) dengan menggunakan ketangkasan menyerang dan mempertahankan diri.
Sedangkan Pencak Silat bermakna, kepandaian bertarung dalam pertandingan (atau
perkelahian) seni bela diri khas Indonesia.
Menurut President IPSI (Ikatan
Pencak Silat Indoneisa) mendefinnisikan Pencak Silat sebagai ketrampilan dan
ilmu tentang pola gerak bertenaga yang efektif, indah dan menyehatkan tubuh,
yang di jiwai budi pekerti luhur berdasar ketaqwaan kepada Tuhan YME, serta
berujuan untuk membentuk ketahanan diri dan memupuk rasa tanggung jawab sosial.
Dengan demikian pencak silat bukan ilmu atau keterampilan untuk berkelahi,
melainkan suatu beladiri ?self defence? atau ?martial art?, merupakan suatu
perpaduan yang luwes antar scien dan skill dalam bahasa Indonesia disebut kan
bahwa pencak silat adalah Indonesia self defence art atau Indonesia martial
art.
Dalam arti sesungguhnya, disepakati
ada empat aspek yang terkandung dalam Pencak Silat. Yaitu sarana pembinaan
mental spiritual, bela diri, olahraga, dan seni yang tidak dapat di pisahkan.
Seperti tercermin dalam lambang trisula, di mana ketiga ujungnya mencerminkan
unsur seni, bela diri dan olahraga, sementara gagangnya diyakini melambangkan
pembinaan mental spiritual.
Sebagai seni, Pencak Silat merupakan
wujud perilaku budaya suatu kelompok, yang di dalamnya terkandung unsur adat,
tradisi, hingga filsafat. Hal itu menjadi penyebab perbedaan gerakan silat
antara suatu daerah dengan daerah lainnya di Tanah Air ini. Demikian pula
dengan jenis musik yang mengiringi gerakan-gerakan silat yang seperti tarian
lemah gemulai tersebut.
Sebagai olahraga, dalam
perkembangannya Pencak Silat melangkah menjadi suatu jenis ‘gerak-badan’, senam
atau jurus yang dapat dipertandingkan. Perkembangannya kian pesat, setelah
disepakatinya suatu aturan pertandingan olahraga pencak silat, seperti kelas
peserta, luas arena, dewan pendekar, dewan hakim, ketua pertandingan, dewan
wasit dan juri, lamanya pertandingan setiap babaknya, seragam pertandingan dan
sebagainya.
Sebagai bela diri, pencak silat
memang tumbuh berawal dari naluri manusia untuk melakukan pembelaan terhadap
serangan fisik yang menghampirinya. Seseorang yang menguasai Pencak Silat
(pendekar) diharapkan mampu melindungi diri dari setiap serangan, atau bahkan
bisa mendahului menyerang untuk menghindari ‘kerusakan’ yang lebih besar.
Seorang pendekar mampu mengembangkan
daya tempurnya, sehingga dalam tempo singkat berhasil memenangkan pertarungan.
Berarti, dia harus memiliki kemampuan mengatur siasat/strategi bertempur
(bahasa Jawa, gelar), baik saat satu lawan satu, atau dikeroyok beberapa orang
lawan.
Sebagai pembinaan mental spiritual atau olah batin, lebih banyak ditujukan untuk membentuk sikap dan watak kepribadian. Faktor ajaran agama yang menyertai latihan pencak silat, biasanya berperan besar untuk mengembangkan fungsi ini.
Sebagai pembinaan mental spiritual atau olah batin, lebih banyak ditujukan untuk membentuk sikap dan watak kepribadian. Faktor ajaran agama yang menyertai latihan pencak silat, biasanya berperan besar untuk mengembangkan fungsi ini.
Sulit ditunjukkan secara eksplisit
produk dari pembinaan mental spiritual tersebut, namun banyak aktivitas lain
yang dihasilkan seperti, penyembuhan spiritual, serta demonstrasi tenaga dalam,
yang merupakan wujud dari keberhasilan latihan olah batin. Disamping itu
Sebagai seni budaya Bangsa yang berlandaskan Pancasila, Pencak Silat harus
berlandaskan kepercayaan terhadap ?ke-Esaan Sang Pencipta.
Secara kasat mata memang masih ada
perbedaan, yakni di pencak silat didominasi gerakan mirip tarian, sementara
pada bela diri yang lain dominan dengan gerakan keras sejak awal hingga
selesai. Hal itu masih ditambah teriakan keras (di karate disebut kiai), yang
di pencak silat tak begitu akrab dilakukan.
Secara ringkas ada tiga prinsip teknis olahraga Pencak Silat, yakni teknik sambut serangan, penerapan teknik tinggi untuk meraih nilai penuh, serta selalu menggunakan kaidah-kaidah silat. Teknik dan taktik sambut serangan, yakni tindakan saat menerima serangan lawan, dengan menangkis, menghindar, mengelak dan kemudian membalas menyerang.
Secara ringkas ada tiga prinsip teknis olahraga Pencak Silat, yakni teknik sambut serangan, penerapan teknik tinggi untuk meraih nilai penuh, serta selalu menggunakan kaidah-kaidah silat. Teknik dan taktik sambut serangan, yakni tindakan saat menerima serangan lawan, dengan menangkis, menghindar, mengelak dan kemudian membalas menyerang.
Dalam setiap gerakan Pencak Silat
(sebagai olahraga), unsur-unsur seni dan bela diri tentu harus tercermin. Sedangkan
aspek pembinaan mental spiritual sudah terimplementasi di dalamnya. Misalnya,
walau tak ada peraturan tertulis, namun seorang pesilat dilarang menyerang
lawan yang sedang mengembangkan kaidah-kaidah perguruannya.
Pengembangan Intrakurikuler melalui
Muatan Lokal
Sebenarnya, ada banyak hal yang menjerat sekolah bisa dikritisi sebagai lembaga yang kurang kritis dalam pengembangan kompetensi siswa. Terutama, ketika sekolah lebih cenderung melihat satu aspek lebih dominan daripada aspek lain termasuk di dalamnya pengembangan kesenian.
Sebenarnya, ada banyak hal yang menjerat sekolah bisa dikritisi sebagai lembaga yang kurang kritis dalam pengembangan kompetensi siswa. Terutama, ketika sekolah lebih cenderung melihat satu aspek lebih dominan daripada aspek lain termasuk di dalamnya pengembangan kesenian.
Apalagi dengan beraninya beberapa
guru menyimpulkan bahwa kesenian telah dipinggirkan -sebuah bentuk
marginalisasi yang kontraproduktif pengembangan nilai lokal. Tapi, betapa
bangganya sekolah-sekolah telah menganggap dirinya bertanggung jawab terhadap
pengembangan nilai lokal, padahal sikapnya kurang memiliki komitmen dalam
pengembangan nilai lokal dalam wujud karya estetis.
Benar, sekolah-sekolah di Bali dalam
pengembangan muatan lokal memberi wadah dalam lomba mengarang, melukis,
ketrampilan lokal, dll. Mungkin hal nya serupa dengan di Bali setidaknya Pencak
Silat dapat pula di kembangkan melalui kurikulum tersebut pada system
pendidikan kita.
Jika memang hal itu terlalu resmi
dan muluk ? muluk bias saja sebelumnya ada semacam masa penyeleksian terlebih
dahulu sebelum pencak silat itu menapat posisi yang strategis di sekolah
seperti melalui beberapa tahap yakni;
Tahap Pra-formal; Dilakukan semacam
uji coba kedalam pencak silat yang belum memenuhi standar teknis yaitu belum dapat
memiliki sumber-sumber pendidikan (misalnya guru, prasarana, sarana pendidikan,
dsb.) yang memadai untuk menyelenggarakan pelayanan pendidikan secara minimal.
Untuk dapat mulai dikembangkan
kemampuannya, melaui satuan-satuan pendidkan ini perlu dilengkapi fasilitas
minimal ada pengenalan terlebih dahulu di lingkungan sekolah, yang mungkin saja
melalui kalangan dewasa atau jajaran para guru dapat dinaikkan tahap
berikutnya, yaitu Tahap Formalitas.
Tahap Formalitas; Setelah melewati
taham sebelunya di harapkan mereka sudah memiliki sumber-sumber pendidikan yang
telah melakukan pengujian agar bias memberikan gambaran pentingnya olahraga
pencak silat ini meski masih secara minimal. Dengan begitu Satuan-satuan
pendidikan ini sudah mencapai standar teknis secara minimal, seperti dalam
jumlah dan kualifikasi guru yang telah mengenal Silat, kualifikasi penyediaan
sarana latihan, dan kualifikasi system yang akan di terapkan secara terpadu
pada lingkungan Sekolah.
Terhadap satuan-satuan pendidikan
yang sudah mencapai standar minimal teknis ini, capacity building dilakukan
melalui peningkatan kemampuan administratur (seperti kepala Sekolah) dan
pelaksana pendidikan (seperti guru-guru, instruktur, tutor, dsb.) agar dapat
melaksanakan pengelolaan pendidikan Pencak Silat di sekolah secara efisien
serta dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Jika pengembangan kemampuan ini
sudah berhasil dilakukan, maka satuan-satuan pendidikan ini dapat ditingkatkan
tahap perkembangannya berikutnya, yaitu Tahap Transisional- dan Pengembangan.
Menciptakan Generasi Muda Yang
Berprestasi
Daya pikir, kreativitas dan inovasi manusia akan terbatas manakala fisik manusia berada pada kondisi sakit. Manusia tidak akan banyak berbuat apa-apa dan tidak akan mampu membangun apa pun tanpa didukung kesehatan fisik yang prima. Saat ini pemerintah daerah masih melihat olah raga hanya bagian dari aktivitas masyarakat sehari-hari yang kurang mendapat sentuhan, sedangkan rumah sakit dibangun di sana-sini untuk mengobati yang sakit.
Daya pikir, kreativitas dan inovasi manusia akan terbatas manakala fisik manusia berada pada kondisi sakit. Manusia tidak akan banyak berbuat apa-apa dan tidak akan mampu membangun apa pun tanpa didukung kesehatan fisik yang prima. Saat ini pemerintah daerah masih melihat olah raga hanya bagian dari aktivitas masyarakat sehari-hari yang kurang mendapat sentuhan, sedangkan rumah sakit dibangun di sana-sini untuk mengobati yang sakit.
Padahal, mencegah lebih baik
daripada mengobati. Pembinaan olah raga prestasi juga terkadang hanya sibuk
manakala menghadapi event Porda, PON saja, pembinaan yang serius tidak
ditampakkan oleh pemerintah daerah. Belum lagi, penghargaan terhadap atlet
berprestasi dan sudah mengharumkan Kabupatenpun masih terbatas dan sesaat.
Untuk mendorong terciptanya masyarakat maju dan mandiri, agar mampu menjadi subjek pembangunan dalam kerangka otonomi daerah dan isu globalisasi, perlu terus dilakukan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Salah satu bentuk usaha peningkatan kualitas manusia tersebut bisa dilakukan melalui pemberdayaan generasi muda dan olah raga.
Untuk mendorong terciptanya masyarakat maju dan mandiri, agar mampu menjadi subjek pembangunan dalam kerangka otonomi daerah dan isu globalisasi, perlu terus dilakukan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Salah satu bentuk usaha peningkatan kualitas manusia tersebut bisa dilakukan melalui pemberdayaan generasi muda dan olah raga.
Usaha pemberdayaan generasi muda,
meliputi pembinaan dan peningkatan partisipasi pemuda yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pemuda sebagai insan pelopor penggerak pembangunan dan
sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai tantangan dan memanfaatkan
peluang untuk berperan serta dalam pembangunan.
Usaha dalam bidang pelestarian olah raga
seperti Pencak Silat prestasi, meliputi pengembangan kebijakan dan manajemen
olah raga pencak silat, pembinaan dan pemasyarakatan olah raga tersebut dan
peningkatan sarana dan prasarana olah raganya.
Tujuan pengembangan kebijakan dan
manajemen olah raga pencak silat prestasi, adalah untuk mengembangkan dan
menyelaraskan berbagai kebijakan pembangunan olah raga, serta memperkuat
kelembagaan olah raga pencak silat dan Tujuan pembinaan dan pemasyarakatan olah
raga pencak silat prestasi adalah untuk meningkatkan budaya olah raga,
kesehatan jasmani, mental dan rohani masyarakat dan anak didik mulai dari
pendidikan dasar, menengah hingga tinggi.
Selain itu, untuk mendorong dan
menggerakan masyarakat agar lebih memahami dan menghayati langsung hakikat dan
manfaat olah raga Pencak Silat sebagai kebutuhan hidup, meningkatkan kegiatan
olah raga termasuk olah raga masyarakat dan olah raga tradisional, meningkatkan
upaya pemanduan bakat dan pembibitan olah raga Pencak Silat sejak dini usia,
serta mendukung upaya pencapaian prestasi olah raga.
Sedangkan tujuan peningkatan sarana
dan prasarana olah raga Pencak Silat adalah untuk menyediakan, mengadakan, dan
membangun sarana dan prasarana olah raga pencak silat untuk mendukung kegiatan
pembinaan dan pengembangan olah raga, serta pencapaian prestasi olah raga
Pencak Silat.
Penutup
Untuk bisa menjawab sebuah cita-cita yang patut di perjuangkan ini, harus di lakukan berbagai perubahan dan perbaikan di semua pihak dengan tulus dan terbuka agar niat baik yang terkandung di balik upaya pengembangan dan pelestarian pencak silat dapat terwujud;
Untuk bisa menjawab sebuah cita-cita yang patut di perjuangkan ini, harus di lakukan berbagai perubahan dan perbaikan di semua pihak dengan tulus dan terbuka agar niat baik yang terkandung di balik upaya pengembangan dan pelestarian pencak silat dapat terwujud;
1. Persepsi Kepala Sekolah
Melalui kerja sama dengan orang tua, guru dan masyarakat sekitar sekolah, kepala sekolah mengatur keuangan untuk program pengembangan kuriklum ekstra/intra-kulikuler di sekolah. Dia membuat sistem manajemen sekolah setransparan mungkin agar dapat memperoleh kepercayaan dari orang tua. Kemudian kepala sekolah giat meningkatkan hubungan antara orang tua, guru dan siswa. Di dalam program pengembangan, kepala sekolah melaksanakan program ekstrakurikuler sebanyak mungkin agar dapat memenuhi kebutuhan siswa dan masyarakat.
Melalui kerja sama dengan orang tua, guru dan masyarakat sekitar sekolah, kepala sekolah mengatur keuangan untuk program pengembangan kuriklum ekstra/intra-kulikuler di sekolah. Dia membuat sistem manajemen sekolah setransparan mungkin agar dapat memperoleh kepercayaan dari orang tua. Kemudian kepala sekolah giat meningkatkan hubungan antara orang tua, guru dan siswa. Di dalam program pengembangan, kepala sekolah melaksanakan program ekstrakurikuler sebanyak mungkin agar dapat memenuhi kebutuhan siswa dan masyarakat.
Sebagai dari inisiatif ini,
peranserta guru dan siswa dalam manajemen sekolah meningkat. Kepala sekolah
memperkenalkan gaya baru manajemen sosial untuk mengenalkan pencak silat kepada
guru dan orang tua. Ia membentuk panitia yang melibatkan semua pemegang peranan
dalam proses pengembangan olah raga dan pencak silat sekolah.
Semua panitia memiliki hubungan sejawat yang ikhlas. Koordinasi dikelola oleh salah satu wakil kepala sekolah. Dalam beberapa kasus yang melibatkan siswa mereka berperanserta dalam panitia tersebut dan bekerjasama dengan guru. Pembetukan perwakilan guru dilakukan untuk meningkatkan peranserta kelas.
Semua panitia memiliki hubungan sejawat yang ikhlas. Koordinasi dikelola oleh salah satu wakil kepala sekolah. Dalam beberapa kasus yang melibatkan siswa mereka berperanserta dalam panitia tersebut dan bekerjasama dengan guru. Pembetukan perwakilan guru dilakukan untuk meningkatkan peranserta kelas.
Disamping unsur diatas Kepala Kekolah
juga dapat menjalin hubungan yang baik antara Sekolah dan perguran. Ada hal
penting yang telah dapat di pelajari dari pelatihan Pencak Silat tersebut
adalah: agar tidak terjadi simpang siuran wewenang antara pihak perguruan dan
sekolah terkait pelaksanaan kegiatan tersebut, dalam hal ini perguruan di
harapkan mengikuti jadwal dan peraturan atau kebijakan sesuai yang di tentukan
oleh sekolah yang tujuannya agar pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar.
2. Perubahan Yang Dibuat
a. Fasilitas/ Kegiatan
Ekstrakulikuler Sekolah
Berbagai fasilitas sangatlah perlu untuk di adakan guna mendukung terlaksananya kegiatan, tidak hanya Pencak Silat saja tetapi juga Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lainnya termasuk kegiatan kepemudaan serta untuk memperkenalkan berbagai ketrampilan kegiatan yang dapat membuka peluang dalam dunia kerja minimal ditingkatkan untuk dapat memenuhi berbagai permintaan siswa, baik untuk akademik maupun jalur kejuruan.
Berbagai fasilitas sangatlah perlu untuk di adakan guna mendukung terlaksananya kegiatan, tidak hanya Pencak Silat saja tetapi juga Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lainnya termasuk kegiatan kepemudaan serta untuk memperkenalkan berbagai ketrampilan kegiatan yang dapat membuka peluang dalam dunia kerja minimal ditingkatkan untuk dapat memenuhi berbagai permintaan siswa, baik untuk akademik maupun jalur kejuruan.
Salah satu contoh pada
ekstrakulikuler Pencak Silat penyediaan sarana olah raga sangatlah mendukung
untuk dapat mencapai target yang di inginkan serta meminimalisasi kecelakaan
yang mungkin timbul, seperti adanya matras dan body protector yang di berlukan
pada saat berlatih. Sebagai hasilnya, mereka lebih antusias terhadap pekerjaan
dan bekerjasama dengan guru dan orang tua siswa lebih efektif.
b. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah dapat dinilai dengan melihat berbagai perubahan positif di Sekolah, Kepala Sekolah di harap merupakan yang paling berhasil dalam bidang manajemen perubahan. Ia mendorong guru untuk lebih kreatif dan memberikan tanggung jawab kepada staf untuk mengontrol bersama kegiatan ekstrakulikuler, dan merubah persepsi yang negative terhadap kegiatan ini termasuk menjaga hubungan baik dengan perguruan. Dia mengajak semua pemegang peranan untuk berperanserta dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan persoalan-persoalan sekolah.
Kepala Sekolah dapat dinilai dengan melihat berbagai perubahan positif di Sekolah, Kepala Sekolah di harap merupakan yang paling berhasil dalam bidang manajemen perubahan. Ia mendorong guru untuk lebih kreatif dan memberikan tanggung jawab kepada staf untuk mengontrol bersama kegiatan ekstrakulikuler, dan merubah persepsi yang negative terhadap kegiatan ini termasuk menjaga hubungan baik dengan perguruan. Dia mengajak semua pemegang peranan untuk berperanserta dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan persoalan-persoalan sekolah.
c. Guru
Sikap guru di harap meningkat secara jelas dan kehadiran mereka juga meningkat. Mereka lebih mendukung siswa dan antusias sekali dalam mengajar. Melalui dorongan Kepala Sekolah, para guru lebih siap mendukung pelaksanakan berbagai metode pengajaran yang kreatif. Ketika hendak melakukan pendekatan baru di dalam kelas, para guru bertanggung jawab untuk membuat usaha yang memadai agar dapat melakukan evaluasi terhadap keefektifan kegiatan Pencak Silat yang mereka ikuti, agar para siswa dapat terhindar dari kegiatan yang negative di luar sekolah dengan mengarahkan mereka dengan pengetahuan dan ketrampilan beladiri yang dimiliki kearah fungsi olah raga prestasi Sekolah.
Sikap guru di harap meningkat secara jelas dan kehadiran mereka juga meningkat. Mereka lebih mendukung siswa dan antusias sekali dalam mengajar. Melalui dorongan Kepala Sekolah, para guru lebih siap mendukung pelaksanakan berbagai metode pengajaran yang kreatif. Ketika hendak melakukan pendekatan baru di dalam kelas, para guru bertanggung jawab untuk membuat usaha yang memadai agar dapat melakukan evaluasi terhadap keefektifan kegiatan Pencak Silat yang mereka ikuti, agar para siswa dapat terhindar dari kegiatan yang negative di luar sekolah dengan mengarahkan mereka dengan pengetahuan dan ketrampilan beladiri yang dimiliki kearah fungsi olah raga prestasi Sekolah.
d. Siswa
Sikap siswa kelihatannya telah meningkat secara positif. Kini siswa berada di sekolah lebih lama, walaupun sarana angkutan yang tersedia sangat terbatas dan keadaan cuaca telah membatasi waktu mereka. Mereka memiliki kesempatan untuk meningkatkan ketrampilan mereka dalam olahraga dan kebudayaan bangsa sendiri. Peranserta siswa di dalam kegiatan beragamapun di harapkan meningkat pula, dan banyak siswa perempuan yang ikut belajar untuk mengantisipasi pelaku kejahatan pada diri mereka. Kini para siswa diberi lebih banyak kesempatan untuk mengenal, mempelajari dan merubah persepsi tentang olah raga pencak silat yang ternyata layak juga untuk di kembangkan.
Sikap siswa kelihatannya telah meningkat secara positif. Kini siswa berada di sekolah lebih lama, walaupun sarana angkutan yang tersedia sangat terbatas dan keadaan cuaca telah membatasi waktu mereka. Mereka memiliki kesempatan untuk meningkatkan ketrampilan mereka dalam olahraga dan kebudayaan bangsa sendiri. Peranserta siswa di dalam kegiatan beragamapun di harapkan meningkat pula, dan banyak siswa perempuan yang ikut belajar untuk mengantisipasi pelaku kejahatan pada diri mereka. Kini para siswa diberi lebih banyak kesempatan untuk mengenal, mempelajari dan merubah persepsi tentang olah raga pencak silat yang ternyata layak juga untuk di kembangkan.
e. Hubungan dengan Masyarakat
Melalui kegiatan ini yang di lakukan dengan system yang jitu, di harapkan dapat menekan angka tawuran di lingkunag Sekolah atau kegiatan negative lainnya yang kerap merubah reputasi siswa dan selanjutnya dapat menjaga ?good will? sekolah di mata masyarakat.
Melalui kegiatan ini yang di lakukan dengan system yang jitu, di harapkan dapat menekan angka tawuran di lingkunag Sekolah atau kegiatan negative lainnya yang kerap merubah reputasi siswa dan selanjutnya dapat menjaga ?good will? sekolah di mata masyarakat.
Hal lain, kegiatan ini juga dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Sekolah dapat terlihat ketika
seorang siswa ketinggalan uang sakunya untuk menaiki kendaraan umum maka supir
membiarkan siswa tersebut untuk membayarnya di lain waktu karena nama baik dan
nilai-nilai negative yang lazim ada pada siswa telah sedikit-sedikit terkikis.
Masyarakat juga menjamin keamanan sekolah dengan memantau siswa atau tamu-tamu
yang tak dikenal.
f. Orang Tua
Peran serta orang tuapun sangat di yakini meningkat. Mereka menunjukkan kepeduliannya terhadap progam yang telah diusulkan oleh Sekolah. Hal ini terjadi karena prestasi sekolah ini yang meningkat. Orang tua dan para guru bertatap muka untuk membahas kembali program siswa paling sedikit sekali pada setiap cawu untuk mengevaluasi kepositifan kegiatan ini serta sejauh mana dapat mempengaruhi prestasi siswa didik tentunya. Sebagian besar orang tua hanya mendapatkan pendidikan yang terbatas dan mereka menganggap bahwa pendidikan adalah persiapan untuk membina anak-anak yang di harapkan bagi bangsa.
Peran serta orang tuapun sangat di yakini meningkat. Mereka menunjukkan kepeduliannya terhadap progam yang telah diusulkan oleh Sekolah. Hal ini terjadi karena prestasi sekolah ini yang meningkat. Orang tua dan para guru bertatap muka untuk membahas kembali program siswa paling sedikit sekali pada setiap cawu untuk mengevaluasi kepositifan kegiatan ini serta sejauh mana dapat mempengaruhi prestasi siswa didik tentunya. Sebagian besar orang tua hanya mendapatkan pendidikan yang terbatas dan mereka menganggap bahwa pendidikan adalah persiapan untuk membina anak-anak yang di harapkan bagi bangsa.
Kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakulikuler saja mungkin tidak akan cukup untuk membantu siswa dapat
mengembangkan bakat, pengetahuan, dan keahlian yang dimilikinya. Justru peranan
manajemen Sekolah dalam mengembangkan sistem belajar mengajar akan sangat
menentukan. Selain itu, peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar juga
menjadi faktor penting dalam hal ini.
Disamping itu kebijakan peningkatan
keberdayaan generasi muda dan olah raga Pencak Silat dapat juga di laksanakan
dengan tujuan;
1). Pemberdayaan potensi generasi muda dalam kewirausahaan, kepemimpinan, dan kepeloporan.
2). Pengembangan media aktivitas dan kreativitas generasi muda.
3). Peningkatan ruang partisipasi generasi muda dalam pembangunan.
4). Pemantapan ketahanan moral dan mental generasi muda.
5). Pemasyarakatan olah raga pencak silat .
6). Peningkatan prestasi olah raga pencak silat.
7). Peningkatan sarana dan prasarana olah raga pencak silat di masyarakat.
8). Pembinaan dan peningkatan manajemen olah raga pencak silat di sekolah.
9). Pengembangan wawasan olah raga pencak silat secara terpadu.
Beragamnya kegiatan ekskul yang diadakan di sekolah bagi orang tua, dimaksudkan agar para siswa terhindar dari tawuran, di samping untuk meningkatkan prestasi siswa. Ada sebuah nilai yang sangat berharga dari cerita diatas bahwa keahlian, pengetahuan, bakat, dan pengalaman hanya dapat bermanfaat jika seseorang berada ditempat yang tepat.
1). Pemberdayaan potensi generasi muda dalam kewirausahaan, kepemimpinan, dan kepeloporan.
2). Pengembangan media aktivitas dan kreativitas generasi muda.
3). Peningkatan ruang partisipasi generasi muda dalam pembangunan.
4). Pemantapan ketahanan moral dan mental generasi muda.
5). Pemasyarakatan olah raga pencak silat .
6). Peningkatan prestasi olah raga pencak silat.
7). Peningkatan sarana dan prasarana olah raga pencak silat di masyarakat.
8). Pembinaan dan peningkatan manajemen olah raga pencak silat di sekolah.
9). Pengembangan wawasan olah raga pencak silat secara terpadu.
Beragamnya kegiatan ekskul yang diadakan di sekolah bagi orang tua, dimaksudkan agar para siswa terhindar dari tawuran, di samping untuk meningkatkan prestasi siswa. Ada sebuah nilai yang sangat berharga dari cerita diatas bahwa keahlian, pengetahuan, bakat, dan pengalaman hanya dapat bermanfaat jika seseorang berada ditempat yang tepat.
Kebijakan sekolah sangat
mempengaruhi semua pihak di sekolah, baik siswa maupun guru mungkin saja
masyarakat. Ketika sekolah membuat sebuah kebijakan atau peraturan sebaiknya
juga melibatkan pihak yang didasar oleh peraturan dan kebijakan tersebut.
Mungkin tidak terlibat langsung, tetapi setidaknya manajemen sekolah harus
mendengar aspirasi guru maupun siswa.
Kasus yang banyak terjadi
sekolah-sekolah, seringkali kebijakan dan peraturan sekolah hanya tergantung
dari keputusan dari Kepala sekolah dan para Wakasek saja. Hal ini bisa saja
dibenarkan karena secara struktural memang Kepala sekolah adalah decision
maker. Tetapi yang perlu diingat adalah sekolah bukan hanya milik kepala
sekolah dan para wakilnya saja.
Sekarang yang menjadi pertanyaan bagi kita
adalah apakah sekolahh kita sudah mampu menyediakan tempat yang tepat bagi para
siswanya untuk dapat mengembangkan keahlian dan bakat, menimba pengalaman dan
pengetahuan, tidak hanya sebatas dari segi akademis saja?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar