Mau dibawa kemana hubungan kita
jika kau terus menunda-nunda
dan tak pernah nyatakan cinta
Mau dibawa kemana hubungan kita
Ku tak akan terus jalani
tanpa ada ikatan pasti
antara kau dan aku........
Mungkin sudah banyak yang hapal dengan lagu di atas, tapi disini saya tidak akan membahas tentang lagu tersebut, tapi saya mencoba mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran saya ketika mendengar lagu ini.
Mau di bawa kemana Negeri ini.
Selama berabad2 Negeri kita di jajah oleh beberapa bangsa besar ketika itu, dan perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan sangatlah panjang dan melelahkan.
Setelah merdeka pun kita bukannya bebas dari penjajah, kita tetap di jajah, di jajah oleh penguasa2 yang haus akan kekuasaan, sehingga rakyat2 kecil yang menjadi korban.
Ketika Bangsa ini bereformasi, dengan mengedepankan demokrasi maka ada harapan baru, semangat baru untuk menciptakan Negara ini bebas dari segala penjajahan di atas Negeri ini.
Reformasi dan Demokrasi telah menjadi peristiwa bersejarah untuk Negeri ini, dalam dunia politik, partai2 baru banyak yg bermunculan, semua orang-orang berlomba-lomba menjadi penguasa dengan dalih demokrasi dan perubahan, serta kesejahteraan rakyat, tetapi apa daya, demokrasi itu mati suri, perubahan bukannya menjadi lebih baik, rakyat sejahtera (tetapi hanya rakyat2 kalangan atas), banyak orang mengatakan yang miskin semakin miskin yang kaya semakin kaya. Walaupun kita bebas dari bangsa penjajah, tetapi kita masih tetap dijajah oleh kekuasaan.
Dengan semakin banyak partai, maka masyarakatpun di buat bingung, bingung mau pilih yang mana, partai A ada teman, Partai B ada saudara, Partai C ada paman, partai D ada keponakan, partai E ada anak dan menantu, lalu apa yang terjadi, masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya dengan baik.
Seharusnya pemerintah membuat undang2 kepartaian, dengan membatasi jumlah partai, sehingga tidak ada lagi kebingungan dengan banyaknya jumlah partai.
Kemudian Negeri ini pun bertumpu pada anak2, remaja, dan pemuda, tetapi tidak semuanya memperoleh pendidikan yang layak, sarana dan prasarana tidak tersebar secara merata, ada banyak sekolah2 yang tidak layak dijadikan tempat, bangunan2 hampir roboh, buku2 pelajaran hanya ada yang lama, lalu kemanakah anggran yang katanya sebesar 20% untuk pendidikan.
Pemerintah hanya merehab (memperbaiki) gedung2 yang ada di kota2, tetapi tidak di desa2 yang kebanyakan gedungnya mau roboh, apakah hanya di kota saja yang boleh mendapatkan pendidikan yang layak.
Pemerintah mengatakan akan menyediakan sekolah2 gratis, iya memang untuk spp gratis, tapi biaya untuk masuk ke sekolah tersebutlah yang tidak gratis.
Mengharapkan Dana BOS tidaklah mencukupi, mungkin bagi sekolah2 yang mempunyai murid banyak (750-2000an) tentulah dana BOS itu sangat berlimpah, tetapi bagaimana kalau hanya ada 50 murid di sekolah, tentu dana BOS sangatlah minim, bagaimana sekolah bisa menambah fasiltiasnya (sarana dan prasarana) bila demikian, karena pemberian dana BOS itu di hitung per murid.
Orang2 jenius nan pintarpun banyak yang bekerja di luar negeri, kenapa memilih luar negeri, apakan mereka tidak nasionalis, tentu saja mereka nasionalis, hanya saja di Negeri sendiri mereka tidak mendapatkan penghargaan yang layak, diluar Negeri mereka di akui, di perhatikan, dan mendapatkan penghargaan yang layak atas jerih payah mereka.
Dalam dunia pekerjaan pun tidak lebih baik, banyak yang tidak mendapatkan pekerjaan yang layak, di PHK, masalah TKI dan lain sebagainya. Padahal janji pemerintah menyiapkan lapangan pekerjaan yang luas bagi rakyat Indonesia.
Lalu mau di bawa kemana negeri ini jika demokrasi kacau balau, pendidikan tidak merata, pekerjaan tidak tersedia, serta permasalah2 lainnya yang susah di ungkapkan.
Haruskah kita terus seperti ini, ataukah kita ingin perubahan ke arah yang lebih baik.
Perjuangan belum berakhir, Harapan bangsa ada di tangan kita, dengan segala kekurangan dan kelebihan serta kemampuan yang kita miliki, mari kita sebagai generasi muda mempersiapkan diri dengan semangat kemerdekaan dan cita2 nenek moyang kita, jangan sia-siakan masa mudamu, mulailah dari diri sendiri dan hal-hal kecil yang dapat berguna untuk masa depan Negeri ini.
jika kau terus menunda-nunda
dan tak pernah nyatakan cinta
Mau dibawa kemana hubungan kita
Ku tak akan terus jalani
tanpa ada ikatan pasti
antara kau dan aku........
Mungkin sudah banyak yang hapal dengan lagu di atas, tapi disini saya tidak akan membahas tentang lagu tersebut, tapi saya mencoba mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran saya ketika mendengar lagu ini.
Mau di bawa kemana Negeri ini.
Selama berabad2 Negeri kita di jajah oleh beberapa bangsa besar ketika itu, dan perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan sangatlah panjang dan melelahkan.
Setelah merdeka pun kita bukannya bebas dari penjajah, kita tetap di jajah, di jajah oleh penguasa2 yang haus akan kekuasaan, sehingga rakyat2 kecil yang menjadi korban.
Ketika Bangsa ini bereformasi, dengan mengedepankan demokrasi maka ada harapan baru, semangat baru untuk menciptakan Negara ini bebas dari segala penjajahan di atas Negeri ini.
Reformasi dan Demokrasi telah menjadi peristiwa bersejarah untuk Negeri ini, dalam dunia politik, partai2 baru banyak yg bermunculan, semua orang-orang berlomba-lomba menjadi penguasa dengan dalih demokrasi dan perubahan, serta kesejahteraan rakyat, tetapi apa daya, demokrasi itu mati suri, perubahan bukannya menjadi lebih baik, rakyat sejahtera (tetapi hanya rakyat2 kalangan atas), banyak orang mengatakan yang miskin semakin miskin yang kaya semakin kaya. Walaupun kita bebas dari bangsa penjajah, tetapi kita masih tetap dijajah oleh kekuasaan.
Dengan semakin banyak partai, maka masyarakatpun di buat bingung, bingung mau pilih yang mana, partai A ada teman, Partai B ada saudara, Partai C ada paman, partai D ada keponakan, partai E ada anak dan menantu, lalu apa yang terjadi, masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya dengan baik.
Seharusnya pemerintah membuat undang2 kepartaian, dengan membatasi jumlah partai, sehingga tidak ada lagi kebingungan dengan banyaknya jumlah partai.
Kemudian Negeri ini pun bertumpu pada anak2, remaja, dan pemuda, tetapi tidak semuanya memperoleh pendidikan yang layak, sarana dan prasarana tidak tersebar secara merata, ada banyak sekolah2 yang tidak layak dijadikan tempat, bangunan2 hampir roboh, buku2 pelajaran hanya ada yang lama, lalu kemanakah anggran yang katanya sebesar 20% untuk pendidikan.
Pemerintah hanya merehab (memperbaiki) gedung2 yang ada di kota2, tetapi tidak di desa2 yang kebanyakan gedungnya mau roboh, apakah hanya di kota saja yang boleh mendapatkan pendidikan yang layak.
Pemerintah mengatakan akan menyediakan sekolah2 gratis, iya memang untuk spp gratis, tapi biaya untuk masuk ke sekolah tersebutlah yang tidak gratis.
Mengharapkan Dana BOS tidaklah mencukupi, mungkin bagi sekolah2 yang mempunyai murid banyak (750-2000an) tentulah dana BOS itu sangat berlimpah, tetapi bagaimana kalau hanya ada 50 murid di sekolah, tentu dana BOS sangatlah minim, bagaimana sekolah bisa menambah fasiltiasnya (sarana dan prasarana) bila demikian, karena pemberian dana BOS itu di hitung per murid.
Orang2 jenius nan pintarpun banyak yang bekerja di luar negeri, kenapa memilih luar negeri, apakan mereka tidak nasionalis, tentu saja mereka nasionalis, hanya saja di Negeri sendiri mereka tidak mendapatkan penghargaan yang layak, diluar Negeri mereka di akui, di perhatikan, dan mendapatkan penghargaan yang layak atas jerih payah mereka.
Dalam dunia pekerjaan pun tidak lebih baik, banyak yang tidak mendapatkan pekerjaan yang layak, di PHK, masalah TKI dan lain sebagainya. Padahal janji pemerintah menyiapkan lapangan pekerjaan yang luas bagi rakyat Indonesia.
Lalu mau di bawa kemana negeri ini jika demokrasi kacau balau, pendidikan tidak merata, pekerjaan tidak tersedia, serta permasalah2 lainnya yang susah di ungkapkan.
Haruskah kita terus seperti ini, ataukah kita ingin perubahan ke arah yang lebih baik.
Perjuangan belum berakhir, Harapan bangsa ada di tangan kita, dengan segala kekurangan dan kelebihan serta kemampuan yang kita miliki, mari kita sebagai generasi muda mempersiapkan diri dengan semangat kemerdekaan dan cita2 nenek moyang kita, jangan sia-siakan masa mudamu, mulailah dari diri sendiri dan hal-hal kecil yang dapat berguna untuk masa depan Negeri ini.
Majulah Negeriku, Jayalah Indonesiaku, Garuda Didadaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar