PENDAHULUAN
Istilah ―Kesehatan Olahraga‖ dipergunakan untuk
menerjemahkan istilah asal yaitu ―Sports Medicine‖. Arti sesungguhnya dari
Sports Medicine adalah Kedokteran Olahraga. Akan tetapi bila istilah yang
dipergunakan adalah Kedokteran Olahraga, maka bidang itu seolah menjadi
kekhususan bagi para dokter; pada hal telah cukup luas diketahui bahwa bidang
Kesehatan melibatkan lingkup profesi Sumber Daya Manusia yang lebih luas yang
meliputi misalnya Sarjana/ Ahli/ Ilmuwan Olahraga, Guru Pendidikan Jasmani dan
Olahraga, Pelatih Olahraga Kesehatan maupun Pelatih Olahraga Prestasi, Ahli
masase (Masseur), Ahli Gizi, Ahli Ilmu Faal, Ahli Anatomi-Anthropometri, Ahli
Kinesiologi-Biomekanika, Ahli Orthopedi, Ahli Rehabilitasi medik dan para
Dokter pada umumnya.
Kesehatan Olahraga adalah sekumpulan Ilmu-ilmu yang membahas
segala permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan Olahraga. Olahraga itu
sendiri di samping sebagai tujuan yaitu mencapai prestasi yang
setinggi-tingginya dalam Olahraga Prestasi, hakekatnya adalah juga alat untuk
meningkatkan derajat kesehatan, yang berarti meningkatkan mutu sumber daya
manusia. Dengan demikian maka konsep dasar Kesehatan Olahraga adalah pembinaan
mutu sumber daya manusia menuju sehat seutuhnya sesuai rumusan sehat
Organissasi Kesehatan Dunia (World Health Organisation = WHO), melalui
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, pelaksanaan Olahraga Kesehatan
maupun Olahraga Prestasi, dan pelayanan Kesehatan Olahraga.
Dengan lingkupnya yang demikian maka permasalahan Kesehatan
Olahraga adalah sangat luas dan bahkan dapat dikatakan meliputi semua aspek
dalam peri kehidupan manusia. Peri kehidupan manusia menyangkut masalah
Jasmani, Rohani dan Sosial, seperti terungkap dalam rumusan Sehat Organisasi
Kesehatan Dunia, yang juga telah diadopsi oleh Departemen Kesehatan R.I., yang
mengatakan bahwa Sehat adalah Sejahtera Jasmani, Rohani dan Sosial, bukan hanya
bebas dari Penyakit, Cacat ataupun Kelemahan.
Olahraga adalah kegiatan dalam peri kehidupan manusia yang
tidak hanya melibatkan aspek jasmani, tetapi juga aspek rohani dan aspek
sosial. Dengan demikian maka menjadi semakin jelas betapa luasnya lingkup
Kesehatan Olahraga yaitu meliputi aspek Jasmani, aspek Rohani dan aspek Sosial.
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan:
1. Memahami tentang pengertian Kesehatan Olahraga (Sport
Medicine).
2. Memahami tentang lingkup kesehatan olahraga dan
aspek-aspek yang menyertainya.
3. Mempunyai pemahaman dan dapat mengaplikasikan ilmu
mengenai Kesehatan Olahraga.
Materi modul ini disusun menjadi dua kegiatan belajar,
yaitu:
Kegiatan Belajar 1 : Lingkup Kesehatan Olahraga
Kegiatan Belajar 2 : Pembinaan Sumber Daya Manusia
Agar dapat memahami materi modul ini dengan baik serta
mencapai kompetansi yang diharapkan, gunakan
strategi belajar sebagai berikut:
1. Bacalah uraian materi setiap kegiatan belajar dengan
seksama.
2. Lakukan latihan sesuai dengan petunjuk dalam kegiatan
ini.
3. Cermati dan kerjakan tugas-tugas, gunakan hasil pemahaman
yang telah anda miliki.
4. Kerjakan tes formatif seoptimal mungkin, dan gunakan
rambu-rambu jawaban untuk membuat
penilaian.
5. Nilailah hasil belajar anda sesuai dengan indikatornya.
KEGIATAN BELAJAR 1
LINGKUP KESEHATAN OLAHRAGA
Pembinaan Kesehatan meliputi 4 kegiatan pokok yaitu upaya
Preventif-promotif dan Kuratif-rehabilitatif. Akan
tetapi oleh adanya berbagai keterbatasan, tidak semua
masalah Kesehatan Olahraga dapat dibahas dalam buku ini.
Untuk memudahkan pengelompokan maka lingkup olahraga
Kesehatan dibagi dalam 2 (dua) golongan yaitu
lingkup yang meliputi aspek jasmaniah dan lingkup yang
meliputi aspek rohaniah dan sosial (non-jasmaniah).
Aspek jasmaniah
Dapat dikatakan bahwa hampir semua Ilmu Kesehatan yang
membahas aspek jasmaniah manusia saling
berkaitan satu dengan yang lain, namun hal ini bahkan
menguntungkan, karena Pembaca/ Mahasiswa akan
mendapatkan bahasan sesuatu permasalahan Kesehatan Olahraga
dari berbagai sudut pandang Ilmu Kesehatan
Olahraga. Ilmu Kesehatan Olahraga yang membahas aspek
Jasmaniah meliputi bahasan mengenai :
1. Ilmu Kesehatan, yang meliputi masalah:
Kesehatan Statis, yang melahirkan Ilmu Kesehatan dan
Pendidikan Kesehatan dalam kaitannya dengan
Olahraga
Kesehatan Dinamis, yang melahirkan Ilmu-ilmu Kesehatan
Olahraga dan Olahraga Kesehatan dengan
lingkup bahasannya mengenai Olahraga preventif-promotif,
Olahraga di Sekolah, Olahraga pada Anak,
Olahraga pada Wanita, Olahraga pada lanjut Usia, Olahraga
Penderita Cacat dan Olahraga prestasi dengan
segala permasalah-annya yang berhububngan dengan Kesehatan.
2. Pertumbuhan dan perkembangan, masalah ini banyak dibahas
dalam Olahraga pada Anak.
3. Histologi : membahas masalah Anatomi-Fisiologi
Seluler-molekuler dalam kaitannya dengan Olahraga
4. Anatomi : bahasan-dasarnya adalah memperkenalkan struktur
dan komponen dasar tubuh manusia. Kaitan
Anatomi dengan Olahraga adalah dalam hal Anthropometri
kecabangan Olahraga, yang membahas masalah
profil-profil anatomis dan ukuran-ukuran anthropometris
Atlet yang manakah yang sesuai dengan masingmasing
cabang Olahraga. Dalam hal pembibitan kecabangan Olahraga,
masalah ini harus mendapat perhatian
yang cermat, di samping tentu saja masalah genetisnya yang
secara komprehensif dapat ditelusuri dari struktur anatomis dan anthropometris
serta riwayat keolahragaan dalam keluarga yang bersangkutan.
5. Fisiologi (Ilmu Faal), yang meliputi : Ilmu Faal Dasar :
membahas fungsi dan mekanisme kerja berbagai organ tubuh. Bahasan disusun
berdasarkan sistema sesuai sistematika dalam Anatomi. Pada akhir tiap bahasan
sedikit diulas kaitan perannya dalam Olahraga. Ilmu Faal Olahraga/ Ilmu Faal
Kerja : membahas respons-respons dan adaptasi fisiologik dari berbagai organ
tubuh terhadap kerja dan olahraga, yang merupakan pengaruh-pengruh fisiologik
yang akut (respons fisiologik) maupun yang kronik (adaptasi fisiologik). Ilmu
Faal Olahraga membahas perubahan-perubahan fisiologik oleh pengaruh aktivitas
jasmani yang bersifat maximal atau mendekati maximal. Pokok bahasan utamanya
adalah Fisiologi Pelatihan untuk pencapaian prestasi maximal pada Olahraga
Prestasi.
Sedangkan Ilmu Faal Kerja membahas perubahan-perubahan
fisiologik oleh pengaruh aktivitas jasmani kronik yang bersifat optimal.
6. Biomekanika : membahas masalah mekanika gerak biologik (Kinesiologi)
Atlet untuk mencapai prestasi maximal dalam cabang olahraganya. Pemahaman
masalah ini sangat diperlukan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya
cedera-cedera Olahraga selama masa Pelatihan.
7. Cedera Olahraga membahas masalah-masalah yag berkaitan
dengan : Mekanisme terjadinya cedera Pencegahan cedera olahraga Diagnosa dan
pertolongan pertama pada cedera olahraga; bagaimana penanganan selanjutnya
apakah dapat dilakukan di tempat kejadian atau harus dirujuk ke Rumah Sakit.
Hal ini sangat perlu difahami oleh karena kesalahan diagnosa dan khususnya
kesalahan pada pertolongan pertama dapat memperberat cedera itu sendiri.
Pemulihan (rehabilitasi) dari cedera agar dapat secepat mungkin kembali ke
aktivitas olahraganya semula. Untuk hal ini diperlukan pengetahuan mengenai
Fisioterapi dan Rehabilitasi Medik.
8. Massage sebagai upaya mempercepat pemulihan, bagaimana
metodo-logi dan teknologi massage yang efektif dan efisien, misalnya
Hidro-massage air hangat dan air dingin.
9. Nutrisi dan Gizi: Adakah perbedaan antara Olahragawan dan
bukan Olahragawan dalam nutrisi dan tata-gizinya, bagaimana menata gizi selama
masa pelatihan, menjelang kompetisi dan selama kompetisi. Apa peran
makronutrien dan mikronutrien dalam kaitannya dengan olahraga dan pemeliharaan
kesehatan.
10. Farmakologi: Perlu difahami pengertian doping, etika,
bahaya dan bagaimana menggunakan obat-obatan agar terbebas dari penyalah-gunaan
pemakaian obat secara tidak disadari, yang dapat sangat merugikan Atlet.
Aspek rohaniah, sosial, dan lingkungan
Bahasan mengenai aspek rohaniah dan sosial dalam lingkup
olahraga telah berkembang menjadi ilmu tersendiri, yang meliputi: Psikologi
Olahraga, Pedagogi Olahraga dan Sosiologi Olahraga, oleh karena itu tidak
dibahas dalam buku ini.
KEGIATAN BELAJAR 2
PEMBINAAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA
Pembinaaan mutu sumber daya manusia harus mengacu pada
pengertian sehat Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organisation = WHO)
yang juga telah diadopsi oleh Departemen Kesehatan R.I., yang pada intinya
mengatakan bahwa Sehat adalah sejahtera jasmani, rohani dan sosial, bukan hanya
bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan. Oleh karena itu, pembinaan mutu
sumber daya manusia harus meliputi pembinaan ketiga aspek sehat menurut
pengertian WHO tersebut di atas. Jadi sehat menurut WHO adalah sejahtera paripurna,
sejahtera seutuhnya yaitu sejahtera jasmani, sejahtera rohani dan sejahtera
sosial. Kalaupun seseorang benar-benar bebas dari penyakit, cacat ataupun
kelemahan, belumlah ia dapat disebut sehat kalau ia tidak sejahtera paripurna,
tidak sejahtera seutuhnya ! Sejahtera jasmani adalah sejahtera lahiriah, yaitu
tidak ada gangguan, keluhan ataupun kesulitan yang bersumber dari dan kepada
jasmaninya, tidak sakit, tidak disakiti dan tidak saling menyakiti; sejahtera
rohani adalah sejahtera batiniah yaitu tidak ada gangguan, keluhan ataupun
kesulitan yang bersumber dari dan kepada rohaninya, tidak benci, tidak dibenci
dan tidak saling membenci; sejahtera sosial adalah sejahtera dalam peri
kehidupannya dalam masyarakat, yaitu tidak ada gangguan, keluhan ataupun
kesulitan yang bersumber dari dan kepada kehidupan sosialnya, tidak memusuhi,
tidak dimusuhi dan tidak saling bermusuhan.
Lalu apakah ada manusia yang sehat paripurna memenuhi
kriteria sehatnya WHO ? Hal demikian tentu sulit kita jumpai karena manusia selama
hayat dikandung badan, bahkan sejak sebelum terjadinya pembuahan, dan juga
selama kehidupan dalam kandungan ibu, senantiasa dihadapkan kepada berbagai
ancaman yang berpotensi menyebabkan terjadinya penyakit dan bahkan maut.
Hakekatnya sehat yang kita miliki bukanlah sesuatu yang mutlak tetapi
menunjukkan tingkatan atau derajat sehat yaitu keadaan sehat yang terletak
diantara sakit sempurna (menjelang ajal) dan sehat sempurna (rumusan sehat
WHO). Rumusan sehat WHO memang merupakan rumusan sehat ideal, rumusan sehat
seutuhnya atau sehat paripurna, yaitu sehat yang dicita-citakan, sehat yang
merupakan angan-angan.
Tanggung-jawab
Dengan adanya pengertian bahwa ―sehat‖ yang kita miliki
adalah ―derajat sehat‖, maka kesehatan kita masing-masing masih selalu dapat
ditingkatkan. Tetapi sampai di mana kesehatan itu harus kita tingkatkan dan
siapa yang harus meningkatkannya ? Memang ada batas Medis-fisiologis yaitu
batas Kebugaran yang dapat dipergunakan sebagai patokan, tetapi hakekatnya
seperti telah dikemukakan, batas itu kita sendirilah yang menentukannya,
artinya kita sendirilah yang harus bertanggung-jawab terhadap tingkat kesehatan
yang kita miliki, apakah itu tinggi atau rendah dan berapa tinggi ataupun
berapa rendah. Sehat adalah sejahtera, makin tinggi derajat sehat kita, makin
tinggi sejahtera kita dan sejatera adalah bahagia, sebab tiada bahagia bila
tiada sejahtera. Dampak dari sejahtera individu adalah sejahtera keluarga yang
berdampak lebih lanjut pada sejahtera masyarakat. Jadi tanggung-jawab kita kepada
derajat sehat yang berarti tingkat sejahtera yang harus kita miliki merupakan
pula tanggung-jawab kita terhadap kesejahteraan keluarga dan kesejahteraan
masyarakat lingkungan hidup kita, kesejahteraan masyarakat Bangsa dan bahkan
kesejahteraan masyarakat Dunia! Apakah sejahtera setara dengan banyak-nya uang
dan harta yang ada pada kita? Sungguh WHO tidak pernah mengaitkan sejahtera
dengan harta tetapi dengan sehat ! Tetapi benarkah harta tidak berdampak kepada
sejahtera? Memang harta berdampak kepada sejahtera tetapi sifatnya
sangat-sangat relatif tergantung pada pola sikap rohaniahnya. Kalau ia
merupakan ahli bersyukur atas harta apapun yang dikaruniakan Allah kepadanya,
maka ia akan menjadi orang ―kaya‖ yang bahagia dengan hartanya. Dalam hal
sebaliknya maka orang itu akan merasa ―miskin dan sengsara‖
dalam limpahan hartanya ! Disinilah pentingnya pendidikan moralitas bangsa !
Batas Kebugaran (Medis-fisiologis)
Bagaimana saya tahu di mana batas itu ! Inilah pentingnya
kehidupan bersama, pentingnya persaudaraan, pentingnya kebersamaan, pentingnya
saling menolong dan pentingnya saling melayani, pentingnya kehidupan
bermasyarakat dan pentingnya kita masing-masing mampu memasyarakat-kan diri,
menyatukan diri kita dengan masyarakat lingkungan kita, dan itulah yang
dimaksud dengan peri kehidupan sosial. Betapa kita perlu bantuan, pertolongan
dan layanan dari orang lain disebabkan karena kita memang tidak mampu memenuhi
sendiri segala kebutuhan kita yang meliputi kebutuhan jasmani, kebutuhan rohani
maupun kebutuhan sosial. Hal ini disebabkan oleh karena ilmu yang dianugerahkan
Allah kepada masing-masing kita memang sangatlah sedikit ; …. Mereka tak
sedikitpun mencakup IlmuNya, kecuali yang dikehendakiNya…… (QS.2 : 255). Ini
berarti bahwa kita dengan ilmu kita masing-masing mempunyai tanggung-jawab
untuk saling mengkontribusikannya dalam kebersamaan untuk mencapai tingkat
sejahtera bersama yang lebih baik.
Secara objektif, dokterpun hanya dapat menunjukkan siapa
yang sehat dan siapa yang sakit, tetapi bila harus menunjukkan di mana batas
medis-fisiologis antara sehat dan sakit, maka sungguh sangatlah sulit untuk
menentukannya !
Wadah kebersamaan
Kita masing-masing harus bertanggung-jawab terhadap
kesehatan diri kita, yang berarti kesejahteraan paripurna diri, keluarga maupun
masyarakat, oleh karena kita memang tidak mungkin melepaskan diri dari
kebersamaan dalam kehidupan sosial kita. Dalam lingkup yang lebih terbatas
kebersamaan dapat menjadi lebih bermakna bila kepada setiap anggotanya
ditanamkan rasa persaudaraan. Tetapi persaudaraan dan kebersamaan saja belumlah
memperlihatkan kondisinya yang dinamis. Diperlukan wadah untuk mewujudkan
kegiatan nyata pembinaan mutu sumber daya manusia yang bersifat saling
menguntungkan secara timbal balik, saling melayani antar sesama anggota untuk
dapat mewujudkan sejahtera jasmani, rohani maupun sosial. Diperlukan rasa
ikhlas dan lapang dada untuk mewujudkan niat baik termaksud di atas. Istilah
saling melayani sungguh mencakup saling menghormati, saling menghargai dan
saling menyayangi, oleh karena tanpa hal itu mustahil orang mau melayani.
Disini pula letak pentingnya pendidikan moralitas bangsa! Tak ada istilah
terlambat dalam kehidupan fana untuk berbuat baik, artinya setiap kebaikan
dapat dimulai setiap saat dalam kehidupan ini. Ingat, Anda baru akan terlambat
bila Anda belum juga mewujudkan niat dan perbuatan baik Anda saat ajal
menjemput Anda !
Karunia Allah
Setiap orang yang sehat yaitu yang sejahtera lahir
(jasmani), batin (rohani) dan sosial sesungguhnya adalah orang-orang yang
mendapat limpahan rahmat dan nikmat karunia Allah. Mereka harus mensyukurinya
dengan upaya nyata, dalam lingkup kehidupannya masing-masing, aktif berperan
saling melayani antar sesama individu untuk menuju sejahtera sosial yang lebih
baik, dalam lingkup kehidupan lembaga apapun dan di manapun, dengan
mengedepankan persaudaraan dan kebersamaan. Selanjutnya sangat perlu dirumuskan
dan dikumandangkan apa yang menjadi semboyan atau motto (Visi dan Missi)
lembaga, karena motto lembaga adalah nurani lembaga, yang akan dan harus pula
menjadi nurani seluruh anggotanya.
Semboyan atau motto harus tegas, lugas dan ringkas tetapi
penuh makna bagi kehidupan di alam fana! Di alam baqa tidak diperlukan lagi
semboyan, karena di sana tak ada persaudaraan, tak ada kebersamaan, tak ada
pertolongan yang dapat kita berikan ataupun kita terima dari siapapun, tak ada
saling melayani, karena di sana kita masing-masing harus bertanggung-jawab
sendiri atas segala amal perbuatan kita di alam fana ! Sungguh : ―Persaudaraan,
Kebersamaan dan Saling Melayani‖ perlu dikedepankan oleh semua individu untuk
mewujudkan sejahtera paripurna bagi semua orang ! Betapa damai dunia bila kita
semua waras (sehat seutuhnya)!
Pendidikan
Sasaran utama dan pertama pendidikan adalah membuat semua
peserta didik menjadi sumber daya manusia yang sewaras mungkin dalam aspek
jasmani, rohani (yang meliputi aspek spiritual, emosional, dan intelektual) dan
sosial, dengan menanamkan sikap dan perilaku yang mengedepankan ―Persaudaraan,
Kebersamaan dan Saling Melayani‖, melalui penanaman keikhlasan yang tinggi
dalam menerapkan keilmuan, keahlian dan ketrampilan sesuai bidang pilihannya,
dengan senantiasa memohon ridha Allah. Lembaga Tinggi Kependidikan, khususnya
Kependidikan Keolahragaan, sungguh memikul tanggung-jawab yang sangat berat
untuk menghasilkan sumber daya manusia dengan kualitas demikian, karena Lembaga
inilah yang mempunyai akses sangat besar untuk berperan mencapai Sasaran utama
dan pertama pendidikan seperti yang dirumuskan diatas.
Di masyarakat sungguh sangatlah banyak organisasi yang
memilih olahraga sebagai media kegiatan untuk mengembangkan sejahtera
paripurna, persaudaraan, kebersamaan dan saling melayani melalui dibentuknya
berbagai perkumpulan Olahraga Kesehatan misalnya Olahraga bagi Lansia, Olahraga
Jantung Sehat, Olahraga Asma, Olahraga Diabetes, Olahraga Pecinta Alam,
Olahraga Pernafasan, Olahraga Tenaga Dalam dan lain sebagainya. Bagi yang
berminat kepada prestasi, khususnya generasi muda juga tersedia berbagai
perkumpulan Olahraga kecabangan misalnya Perpani untuk panahan, Pasi untuk
Atletik, Pelti untuk tenis lapangan dan lain sebagainya.
Telah diketahui secara luas bahwa dengan penerapan dan
pengelola-annya yang tepat maka Olahraga nyata berperan dalam menyehatkan dan
mencerdaskan kehidupan Bangsa. Hal ini sungguh harus dihayati oleh para yang
terhormat Pembina-pembina Olahraga serta Guru-guru Pendidikan Jasmani dan
Olahraga untuk dapat melaksanakan Olahraga secara tepat di Lembaga-lembaga
Kependidikan termasuk dalam hal ini adalah Pondok-pondok Pesantren. Sungguh
besar peran Olahraga bagi pembinaan moralitas bangsa, bagi kesehatan dan
kecerdasan serta tertanamnya kebersamaan, persaudaraan, persahabatan,
ketertiban, kejujuran dan sportivitas, saling menghormati, saling menyayangi,
saling menghargai dan saling melayani untuk menuju kepada kehidupan sehat dalam
artian sehat seutuhnya, yang tenteram, sejahtera dan damai ! Sungguh betapa
tertib, damai dan sejahtera Dunia ini bila semua mahluk manusia sehat
seutuhnya!
Di bawah ini adalah bagan yang menunjukkan betapa penting
peran Pendidikan Jasmani dan Olahraga dalam pembinaan mutu sumber Daya manusia,
khususnya di lembaga-lembaga kependidikan dan lembaga-lembaga lain yang membina
sumber daya manusia pada umumnya. Acuan pembinaan mutu sumber daya manusia
adalah sehat paripurna sesuai konsep Sehat rumusan WHO, dan inilah falsafah
dasar bagi pembinaan kesehatan yang berarti pembinaan mutu sumber daya manusia
dalam Ilmu Kesehatan Olahraga.
KESIMPULAN
Olahraga secara umum hendaknya dipahami sebagai alat
pelatihan untuk memelihara, meningkatkan derajat sehat dinamis dan kualitas
hidup menuju kondisi Sejahtera paripurna sesuai konsep Sehat WHO, selain itu
Olahraga kesehatan di lembaga-lembaga Pembinaan mutu sumber daya manusia maupun
di masyarakat luas pada umumnya harus dapat dirasakan sebagai kebutuhan.
LATIHAN
1. Apa yang dimaksud dengan kesehatan olahraga?
2. Sebutkan 3 konsep dasar kesehatan yang tercatat dalam
WHO.
3. Jelaskan tiga konsep dasar yang telah dikemukakan WHO
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
(CARI LAGI CHEU)
KEPUSTAKAAN
1. Cooper, K.H. (1994) : Antioxidant Revolution, Thomas
Nelson Publishers, Nashville-Atlanta-London-Vancouver.
2. Giriwijoyo,Y.S.S. (1992) : Ilmu Faal Olahraga, Buku
perkuliahan Mahasiswa FPOK-IKIP Bandung.
3. Giriwijoyo,H.Y.S.S. dan H.Muchtamadji M.Ali (1997) :
Makalah : Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Sekolah, Fakultas Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan, IKIP Bandung.
4. Giriwijoyo, H.Y.S.S. dan H. Muchtamadji M. Ali (1997) :
Makalah : Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Sekolah, Fakultas Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan, IKIP Bandung
5. Giriwijoyo,H.Y.S.S. (2000) : Olahraga Kesehatan, Bahan
perkuliahan Mahasiswa FPOK-UPI.
Terima kasih gan atas informasinya, salam kenal Agen Firmax3 Indonesia
BalasHapus